
Cara Stake Out Total Station
Panduan Santai Buat Kamu yang Mau Terjun ke Dunia Surveying
Penasaran gimana sih cara stake out total station yang benar? Yuk, simak panduan santai ini!
Apa Itu Stake Out Total Station?
Stake out dengan total station adalah proses mentransfer titik dari desain (gambar kerja) ke lapangan menggunakan alat bernama total station. Jadi, bayangkan kamu punya denah rumah atau jalan di atas kertas, nah stake out ini bikin titik-titik penting dari gambar itu “muncul” di lokasi nyata.
Biasanya, titik-titik yang ditransfer ini penting banget buat pembangunan—bisa titik fondasi, batas jalan, atau posisi tiang listrik.
Alat total station sendiri adalah alat canggih yang bisa mengukur jarak dan sudut dengan presisi tinggi. Canggihnya, total station juga bisa “menunjukkan” ke mana arah titik yang mau kamu patok di lapangan.
Kenapa Stake Out Penting Banget?
Kalau kamu ngebangun sesuatu tanpa stake out, itu ibarat bikin kue tanpa takaran. Bisa sih jadi… tapi hasilnya? Bisa melenceng jauh dari rencana!
Beberapa alasan kenapa stake out total station itu penting:
Akurat: Mengurangi kesalahan posisi bangunan.
Efisien: Menghemat waktu dan biaya.
Konsisten: Sesuai desain arsitek atau perencana.
Aman: Menghindari konflik batas atau posisi tiang yang salah.
Kelebihan stake out pakai total station dibanding cara manual:
Manual (Meteran/Tali) Total Station Rentan kesalahan Akurasi tinggi Lama Cepat dan praktis Perlu banyak orang Cukup 2 orang
Siapa yang Biasanya Melakukan Stake Out?
Biasanya, stake out dilakukan oleh juru ukur lapangan (surveyor). Tapi, nggak jarang juga teknisi atau kontraktor kecil ikut belajar biar bisa kerja lebih mandiri.
Kalau kamu anak teknik sipil, arsitektur, atau konstruksi, belajar cara stake out ini bisa jadi skill tambahan yang berguna banget. Bahkan, beberapa proyek mewajibkan pekerja lapangan paham prinsip dasarnya.
Kapan Stake Out Dilakukan?
Stake out dilakukan di awal proyek, setelah gambar desain disetujui dan lokasi pembangunan siap.
Biasanya setelah:
Lokasi dibersihkan
Koordinat kontrol dipasang
Alat sudah dikalibrasi
Tapi, stake out juga bisa dilakukan ulang kalau ada revisi desain atau perubahan di lapangan.
Di Mana Stake Out Dilakukan?
Jawabannya simpel: di lapangan konstruksi. Tapi detailnya bisa berbeda-beda tergantung proyeknya. Bisa di:
Area perumahan
Jalan raya
Proyek jembatan
Pabrik
Bahkan area tambang
Yang penting, lokasi harus punya referensi titik kontrol (benchmark) dan cukup terbuka buat sinyal alat total station.
Bagaimana Cara Stake Out Total Station?
Nah, ini bagian utamanya! Yuk, kita bedah langkah-langkahnya:
1. Persiapan Alat
Pastikan total station sudah dikalibrasi
Bawa tripod, prisma, dan baterai cadangan
Siapkan koordinat dari gambar kerja
2. Set Up Alat
Pasang tripod di dekat titik referensi
Letakkan total station dan levelkan
Masukkan koordinat titik awal (backsite dan occupied point)
3. Masukkan Titik Target
Input koordinat titik yang mau dipatok
Gunakan mode stake out di alat
4. Arahkan Prisma
Orang kedua bawa prisma dan berdiri sesuai arahan alat
Alat akan kasih info: maju-mundur atau geser kanan-kiri
5. Tandai Titik
Setelah pas, kasih tanda (cat semprot, paku, atau patok)
6. Cek Ulang
Ulangi proses untuk memastikan semua titik sesuai desain
Kelebihan dan Kekurangan Stake Out menggunakan Total Station
Kelebihan:
Akurasi tinggi
Proses cepat
Bisa simpan data dan revisi
Kekurangan:
Butuh pelatihan khusus
Harga alat cukup mahal
Tidak cocok di area sempit atau tertutup
Perbandingan Total Station vs GPS untuk Stake Out

PT Anggarda Paramita Engineering adalah perusahaan konsultan profesional yang bergerak di bidang survey topografi, geoteknik, dan geolistrik, melayani kebutuhan pemetaan lahan, analisis struktur tanah, serta identifikasi kondisi bawah permukaan untuk berbagai proyek konstruksi dan infrastruktur.
Jakarta
Jl. Raya Pasar Minggu, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Bali
Perumahan Umasari Gg Mungil , Kerobokan, Petitenget, Denpasar.
Services
RELATED POSTS
View all