Pentingnya tes geolistrik sumur bor untuk deteksi air tanah sebelum pengeboran dimulai.
Pagi itu di Desa Ciater, Subang, udara masih dingin. Kabut tipis menggantung rendah di atas ladang-ladang teh. Di sebuah pekarangan yang baru dibuka untuk pembangunan vila, tiga orang berdiri sambil mengelilingi alat ukur yang panjangnya sekitar 50 meter, terhampar lurus di tanah.
Anton, 32 tahun, seorang kontraktor muda dari Bandung yang lagi ngerjain proyek penginapan. Dia masih awam soal urusan air tanah. Di sebelahnya ada Pak Raka, 50 tahun, teknisi senior yang udah lebih dari dua dekade kerja di bidang pengeboran air tanah. Dan terakhir Nina, 27 tahun, seorang geofisika lulusan ITB yang sekarang kerja sebagai konsultan geolistrik lepas. Pagi itu mereka bertemu untuk satu tujuan: survei air tanah buat sumur bor.
Kenapa Harus Repot Tes Geolistrik ?
Anton: “Sebenernya, kita bisa langsung bor aja nggak sih, Pak? Temen gue di Lembang cuma nebak-nebak, dapet air juga.”
Pak Raka: “Ya bisa. Tapi kalo salah, bor bisa sampe 100 meter dan tetap nggak nemu air.”
Nina: “Tes geolistrik itu kayak GPS buat air tanah. Kita tau dulu lapisannya, baru tentuin titik pengeboran yang pas.”
Anton: “Baru tahu gue. Jadi ini alat bisa liat ke bawah gitu ya?”
Nina: “Iya. Dia ngukur tahanan jenis tiap lapisan tanah. Air tanah itu biasanya ketauan dari nilai resistivitas rendah.”
Alat yang Digunakan?
“Itu alatnya namanya georesistivity meter. Kita pasang elektroda di tanah, terus alirkan arus listrik.”
Anton: “Listrik beneran?”
Nina: “Tenang aja, arusnya kecil kok. Nggak sampai bikin orang kesetrum.”
Proses Tes Geolistrik di Lapangan
Nina: “Nah, sekarang kita mulai pasang elektroda. Jarak antar titik 5 meter, total 12 titik.”
Anton: “Lama nggak nih prosesnya?”
Pak Raka: “Kira-kira 2–3 jam. Tergantung medan juga. Tapi lebih cepat daripada ngebor buta dan gagal.”
Nina: “Nanti hasilnya langsung keluar, kita olah di laptop pakai software. Kelihatan deh di kedalaman berapa kemungkinan ada air.”
Tanda-Tanda Ada Air Tanah
Nina: “Kalau kita lihat grafik, biasanya lapisan dengan resistivitas antara 10–100 ohm-meter itu indikasi air.”
Anton: “Kalau nggak ada resistansi segitu?”
Pak Raka: “Ya berarti kemungkinan besar tanahnya kering, atau airnya terlalu dalam, atau malah batu semua.”
Hasil Tes dan Penentuan Titik Bor
Tiga jam berlalu. Kabel-kabel digulung, alat dilepas, dan Nina duduk sambil buka laptopnya.
Nina: “Ini hasilnya. Di kedalaman 35 sampai 50 meter ada lapisan jenuh air yang cukup tebal. Cocok buat dibor.”
Anton: “Jadi bor-nya segituan aja?”
Pak Raka: “Iya. Nggak usah bor sampai 100 meter. Hemat biaya juga.”
Anton: “Jadi tes geolistrik ini beneran ngaruh banget ya?”
Nina: “Banget. Bisa nyelametin lo dari rugi puluhan juta.”
Estimasi Biaya dan Efisiensi
Pak Raka: “Tes geolistrik begini biayanya sekitar 3–5 juta. Tapi kalau lo bor tanpa arah, bisa habis 20 juta dan nggak dapet air.”
Anton: “Wah jelas mending tes dulu. Lagian cuma setengah hari juga kelar.”
Hal Lain yang Bisa Dideteksi dari Tes Geolistrik
Anton: “Selain air, ini alat bisa deteksi apa lagi?”
Nina: “Bisa deteksi lapisan batuan, potensi rongga, dan bahkan zona lemah yang rawan longsor.”
Pak Raka: “Kalau buat bangunan gede, geolistrik kadang dipakai juga buat ngecek kestabilan tanah.”
Anton: “Jadi fungsinya nggak cuma buat nyari air doang?”
Nina: “Nggak. Tapi buat sumur bor, dia jadi semacam alat penentu titik sukses.”
Kapan Waktu Terbaik Lakukan Tes Geolistrik?
Nina: “Sebaiknya dilakukan saat musim kering. Soalnya air tanah lebih stabil, dan hasil pembacaan lebih akurat.”
Pak Raka: “Tapi bisa juga pas musim hujan, asal tanah nggak becek parah.”
Tips Memilih Jasa Tes Geolistrik
Anton: “Kalau gue pengen tes di tempat lain, milih jasa geolistrik itu gimana sih?”
Nina: “Pastikan mereka punya alat yang kalibrasi-nya rutin, teknisi berpengalaman, dan bisa interpretasi data dengan benar.”
Pak Raka: “Jangan cuma cari yang murah. Yang penting akurat.”
Anton: “Siap. Ini info mahal banget sih.”
Tes geolistrik sumur bor bukan hanya soal mengetahui ada atau tidaknya air tanah. Ini adalah proses penting yang dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Dengan mengetahui kedalaman serta posisi lapisan jenuh air yang tepat, pengeboran dapat dilakukan secara efisien dan minim risiko gagal.
Oleh karena itu, dalam setiap rencana pengeboran sumur, terlebih untuk kebutuhan jangka panjang seperti penginapan, perumahan, atau industri kecil, tes geolistrik seharusnya menjadi prosedur wajib sebelum bor pertama dimulai.
PT Anggarda Paramita Engineering adalah perusahaan konsultan profesional yang bergerak di bidang survey topografi, geoteknik, dan geolistrik, melayani kebutuhan pemetaan lahan, analisis struktur tanah, serta identifikasi kondisi bawah permukaan untuk berbagai proyek konstruksi dan infrastruktur.
Jakarta Jl. Raya Pasar Minggu, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Bali Perumahan Umasari Gg Mungil , Kerobokan, Petitenget, Denpasar.